Jumat, 07 Juni 2013

Resensi cerpen Lelaki yang Membelah Bulan


Judul buku      : Lelaki yang Membelah Bulan
Pengarang       :  Noviana Kusumawardhani
Penerbit           :  PT Gramedia Jakarta
Cetakan           :  Juni 2011
Tebal buku      :  82 halaman

            Nama Noviana Kusumawardhani mungkin nama baru di dunia kesusastraan Indonesia. Secara umum gaya penulisan Noviana Kusumawardhani bertipe surealisme. Hal inilah yang menyababkan tidak semua orang bisa menikmati karyanya namun, setidaknya Noviana Kusumawardhani telah menjadi ikon tersendiri di kesusaatraan Indonesia.
            Buku kumpulan cerpen Lelaki yang Membelah Bulan ini tergolong buku yang unik dan berimajinasi tinggi, tema yang digunakan Noviana mengenai masalah percintaan dengan menjadikan tokoh lelaki, seorang perempuan, sebagai pusat penceritaan dan masalah yang cenderung khayalan.
            Dalam cerpen “Lelaki yang Membelah Bulan” tokoh lelaki yang separuh tubuhnya bersinar dengan warna keemasan, konon warna itu berasal dari negeri bulan, kemudian lelaki ini bertemu seorang perempuan yang akhirnya mereka berdua menjalin hubungan, akan tetapi hubungan mereka terpisahkan oleh sesuatu hal, seiring berjalanya waktu mereka tidak bertemu lagi akan tetapi mereka berjanji akan bertemu pada sebuah malam di sebuah makam.

Selain itu buku cerpen karangan Noviana ini menggunakan bahasa yang lugas, bentuk dialog , bentuk cerita seperti cerpen “Penari hujan” dan “Sebuah pagi dan seseorang mati” 
            Secara keseluruhan, cerpen-cerpen yang ada dalam buku ini menggunakankarakter tokoh yang kuat dan alur cerita yang memesona sehingga sulit menebak akhir ceritanya, sebelum benar-benar mambacanya sampai selesai, akan tetapi terdapat satu kekurangan, yaitu gambar yang terdapat dalam cerpen kurang begitu jelas untuk dimengerti.
            Bebrapa cerpen dalam buku ini pernah dimuat di beberapa harian, seperti kompas (Rongga, Lelaki yang Membelah Bulan, Penari Hujan, Pemburu Air Mata), majalah Femina(Perempuan Senja). Rangkaian cerpen-cerpen yang pernah duterbitkan oleh media-media cetak tersebut menjadi jaminan eksistensi karya-karya Noviana Kusumawardhani.


            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar