“Hubungan Budaya dan Perilaku Manusia dalam
Kehidupan Sehari – hari”
Nama : Muhammad Hirzi
Andrian
Kelas 1EA04
NPM : 14212972
KATA
PENGANTAR
Puji serta syukur kita panjatkan kepada kehadirat
Allah SWT, yang atas karunia dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Hubungan
Budaya dan Perilaku Manusia dalam Kehidupan Sehari – hari”
Seiring dengan kemajuan jaman, tradisi dan
kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, dipelihara dan dijaga
keberadaaanya oleh setiap suku, kini sudah hampir punah. Pada umumnya
masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih memprtahankan dan menggunakan
budaya lokal budaya daerah, kebanyakan masyarakat memilih menampilkan dan
menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang berasal dari
daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya lokallah
yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya.
Besar harapan saya, semoga dengan dibuatnya makalah
yang berjudul Budaya Suku Jawa yang didalamnya membahas tentang kebudayaan yang
berasal dari daerah Jawa Timur ini menjadi salah satu sarana agar masyarakat
menyadari betapa berharganya sebuah kebudayaan bagi suatu bangsa, yang akhirnya
akan membuat masyarakat menjadi merasa bangga terhadap budaya daerahnya
sendiri.
Depok,
1 oktober 2012
penulis
DAFTAR
ISI
Hal
Halaman Judul (Pernyataan)
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................
1.1
Latar Belakang
......................................................................................................
1.2 Maksud
danTujuan
................................................................................................
BAB II PERMASALAHAN ...............................................................................................
2.1 Pengertian
Kebudayaan..........................................................................................
2.2 Pengertian
Perilaku................................................................................................
2.3 Hubungan
Manusia dan Kebudayaan.......................................................................
BAB III PENUTUP……………………………….............................................................
3.1 Kesimpulan
..........................................................................................................
3.2 Saran…………………………………………………………………………..
3.3 Daftar
pustaka……………………………………………………………………..
BAB I. Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social.
Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola
pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola
piker masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari
yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan
ideology yang mereka anut.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, Terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, Terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya.
Kondisi Negara dengan
komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan social. Memang
banyak factor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan
tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai
peranan besar dalam memicu konflik. Berbicara budaya adalah berbicara pada
ranah sosial dan sekaligus ranah individual.
Pada ranah sosial karena budaya lahir ketika manusia bertemu dengan
manusia lainnya dan membangun kehidupan bersama yang lebih dari sekedar
pertemuan - pertemuan insidental. Dari kehidupan bersama tersebut diadakanlah
aturan-aturan, nilai-nilai kebiasaan - kebiasaan hingga kadang sampai pada
kepercayaan - kepercayaan transedental yang semuanya berpengaruh sekaligus
menjadi kerangka perilaku dari individu - individu yang masuk dalam kehidupan
bersama. Semua tata nilai, perilaku, kepercayaan.
Pada ranah individual adalah budaya diawali ketika
individu-individu bertemu untuk membangun kehidupan bersama dimana
individu-individu tersebut memiliki keunikan masing-masing dan saling memberi
pengaruh. Ketika budaya sudah terbentuk, setiap individu merupakan agen-agen
budaya yang memberi keunikan, membawa perubahan, sekaligus penyebar.
Individu-individu membawa budayanya pada setiap tempat dan situasi kehidupannya
sekaligus mengamati dan belajar budaya lain dari individu-individu lain yang
berinteraksi dengannya.
Dari sini terlihat bahwa budaya sangat mempengaruhi perilaku
individu.
Budaya telah menjadi perluasan topik ilmu psikologi di mana mekanisme berpikir dan bertindak pada suatu masyarakat kemudian dipelajari dan diperbandingkan terhadap masyarakat lainnya. Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia. Di dalam kajiannya, terdapat pula paparan mengenai kepribadian individu yang dipandang sebagai hasil bentukan sistem sosial yang di dalamnya tercakup budaya. Adapun kajian lintas budaya merupakan pendekatan yang digunakan oleh ilmuan sosial dalam mengevaluasi budaya-budaya yang berbeda dalam dimensi tertentu dari kebudayaan.
Budaya telah menjadi perluasan topik ilmu psikologi di mana mekanisme berpikir dan bertindak pada suatu masyarakat kemudian dipelajari dan diperbandingkan terhadap masyarakat lainnya. Psikologi budaya mencoba mempelajari bagaimana faktor budaya dan etnis mempengaruhi perilaku manusia. Di dalam kajiannya, terdapat pula paparan mengenai kepribadian individu yang dipandang sebagai hasil bentukan sistem sosial yang di dalamnya tercakup budaya. Adapun kajian lintas budaya merupakan pendekatan yang digunakan oleh ilmuan sosial dalam mengevaluasi budaya-budaya yang berbeda dalam dimensi tertentu dari kebudayaan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Karena menjaga, memelihara dan melestarikan
kebudayaan merupakan kewajiban setiap individu, maka dalam realisasinya saya
mencoba menyusun makalah yang berjudul Suku Jawa yang didalamnya mengulas
tentang berbagai kebudayaan tradisional jawa timur. Makalah suku jawa ini saya
buat bertujuan agar pembaca mengetahui bahwa suku jawa merupakan suku yang kaya
akan budaya serta menyadari bahwa menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah
merupakan kewajiban dari setiap orang
1.3 Sasaran
Sasaran
dari penulisan makalah ini adalah seluruh warga Indonesia dari semua kalangan,
baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, serta golongan bawah,
menengah maupun golongan atas, untuk menimbulkan dan meningkatkan kesadaran
terhadap pentingnya menjaga dan melestarikan budaya lokal
BAB
II. Pembahasan
2.1 Pengertian Kebudayaan
Budaya adalah suatu
cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan
bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajariBeberapa alasan
mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya
lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit
nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan
atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil
bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme
kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang
dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Kebudayaan sangat erat
hubungannya dengan masyarakat. Melville
J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan
oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett
Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
2.2
Pengertian Perilaku
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),
merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui
proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut
merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –
Organisme – Respon.
Dilihat
dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi
dua (Notoatmodjo, 2003) :
1. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
1. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
Menurut
Lowrence Green, perilaku ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor :
1. Faktor predisposisi ( predis posing factors )yang terwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan sebagainya.
2. Faktor pendukung ( enabling factors ) yang terwujud dalam linkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia sarana.
3. Faktor pendorong ( reinforcement factors ) yang terwujud dalam sikap dan perilaku, kebijakan dan lain – lain.
1. Faktor predisposisi ( predis posing factors )yang terwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan sebagainya.
2. Faktor pendukung ( enabling factors ) yang terwujud dalam linkungan fisik, tersedia atau tidak tersedia sarana.
3. Faktor pendorong ( reinforcement factors ) yang terwujud dalam sikap dan perilaku, kebijakan dan lain – lain.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
adalah hasil dari seseorang setelah orang tersebut melakukan penginderaan
terhadap obyek tertentu dan pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk perilaku seseorang
2.3Hubungan Manusia dan Kebudayaan
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
Selanjutnya
hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan
manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan
terhadap kebudayaan yaitu sebagai :
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulatorkebudayaan
4) penciptakebudayaan.
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulatorkebudayaan
4) penciptakebudayaan.
Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada
persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka
manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia
melakukan berbagai cara.
Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.
Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil
dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini.
Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu
untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka
bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi,
perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang
dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan
dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia,
namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain,
kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup
ditengah kebudayaan yang diciptakannya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN Dari Uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan akan terus berhadapan dengan problematika kebudayaan. Salah satu yang harus diperhatikan yaitu bagaimana kita menyikapi perubahan dan perkembangan kebudayaan. Kebudayaan akan terus mengalami perubahan selama manusia hidup dimuka bumi ini karena kebudayaan bersifat dinamis. Dan yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana kita menyikapi dan memilah milah kebudayaan asing yang masuk dan mengintervensi kebudayaan asli yang kita kita miliki.
B.SARAN
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Oleh karena itu sebagai manusia dan masyarakat sudah kewajiban kita melestarikan dan menjaga kelestarian budaya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
·
Ihromi, T.O., Pokok-pokok Antropologi Budaya,
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1996.
·
Hersey, Paul dan Kenneth H. Blanchard. 1995.
Manajemen Perilaku Organisasi :
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta.
Erlangga
·
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar